SWOT Analysis adalah salah satu tools
analisis untuk melihat kondisi internal dan eksternal perusahaan berdasarkan
kekuatan(Strengths), kelemahan (Weaknessess), peluang (Opportunity) maupun
tantangan/ancaman (Threats) yang ada. Tools ini adalah tools yang sudah sangat
familiar khususnya bagi mereka yang berkecimpung di dunia manajemen. Namun
apakah melakukan analisis SWOT pada dunia nyata semudah yang kita bayangkan ?
Awalnya saya mengira analisis SWOT
adalah suatu analisis yang sangat mudah. Hanya mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman lalu kemudian memasukkannya kedalam matrix SWOT
dan keluar dengan strategi SWOT. Namun ketika saya diminta untuk membuat
analisis SWOT pada kasus sebuah organisasi, muncul banyak pertanyaan di benak
saya:
- Bagaimana cara menentukan Kekuatan dan Kelemahan ? Apakah cukup dikira2 saja dengan mengandalkan intuisi ?
- Bagaimana cara menentukan Peluang dan Ancaman ? Data apa yang saya butuhkan ? bagaimana cara merangkainya ?
- Apakah saya harus mematrix kan satu per satu item kekuatan dan peluang untuk mendapatkan strategi SO ? Atau cukup digeneralisir menjadi satu strategi ?
- Kemudian, setelah semua strategi saya dapatkan, lantas diapakan ?
- Apakah Top Manajemen mau menghabiskan waktu untuk membaca slide presentasi saya yang isinya berlembar-lembar halaman analisis SWOT
Setelah membaca kembali teori SWOT,
berdiskusi dengan beberapa orang yang mengetahui tentang SWOT dan mencoba
menerapkannya pada beberapa kasus, maka saya mendapatkan kesimpulan bagaimana
analisis SWOT dilakukan sesuai dengan kaidah ilmu tersebut dibuat.
Gambar berikut memaparan bagaimana
kerangka dalam melakukan analisis SWOT, dimulai dari penentuan Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Tantangan hingga perumusan strategi SWOT, yang akan
dijabarkan pada tulisan ini.
Gambar 1: Kerangka analisis SWOT
Step 1:
Menentukan Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknessess) Organisasi
Identifikasi kekuatan dan kelemahan
organisasi merupakan hasil pemindaian terhadap lingkungan bisnis internal.
Tentunya, untuk mendapatkan hasil analisis SWOT yang tepat, penentuan kekuatan
dan kelemahan tidak dapat dilakukan sembarangan. Selain validitas dan
reliabilitas data yang dimiliki, penggunaan metode dan tools yang tepat pun
menjadi salah satu constraint dalam menentukan kekuatan dan kelemahan
organisasi. Gambar berikut menunjukkan kerangka perumusan kekuatan dan
kelemahan organisasi dengan menggunakan berbagai metode dan tools manajemen
yang tersedia.
Mengacu pada konsep 7S McKinsey
Framework, organisasi dapat digambarkan berdasarkan 7 (tujuh) komponen yang
saling berhubungan satu sama lain, yaitu Strategy, Structure, System, Shared
Value, Skill, Staff, dan Style. Sehingga dengan metode 7S ini saya dapat
mengelompokkan kekuatan dan kelemahan organisasi dengan menggunakan berbagai
tools manajemen yang ada, seperti:
- Value Chain Analysis
- Organization Culture Analysis
- Workload Analysis
- Competency Analysis
- IT Evaluation Analysis
- Financial Analysis
- dll
Lantas dengan berbagai macam tools
diatas, bagaimana kita mengetahui kekuatan dan kelemahan ? Tentu dalam
menentukan sesuatu itu sebagai sebuah kekuatan atau kelemahan, harus ada
pembanding yang kita gunakan. Pembanding tersebut dapat berupa standrad/best
practise yang ada, membandingkan kondisi internal perusahaan dengan kompetitor
atau jika kedua hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka penentuan kekuatan
dan kelemahan juga dapat dilakukan melalui expert judgment, yaitu dengan
meminta pendapat pakar/ahli dibidangnya. Misalkan untuk melihat bagaimana
kekuatan atau kelemahan perusahaan dari perspektif tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance), kita dapat menggunakan framework CGCG UGM – yang
menggunakan 5 (lima) prinsip GCG untuk menilai tata kelola perusahaan, yaitu
transparency, accountability&responsibility, responsiveness, independency
and fairness – untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan tata kelola
perusahaan.
Selanjutnya identifikasi kekuatan
dapat kita lakukan, dimana jika kondisi saat ini lebih baik daripada kondisi
yang terdapat pada standard/best practise, maka kita bisa katakan hal itu
sebagai sebuah kekuatan. Sebaliknya, jika kondisi perusahaan lebih buruk atau
dibawah standard/best practise atau kondisi organisasi kompetitor, maka kita
bisa katakan hal itu sebagai kelemahan. Kemudian dilakukan pemetaan kekuatan
dan kelemahan dengan menggunakan 4 (empat) perspektif balanced scorecard yaitu
keuangan (finance), pelanggan (customer), proses internal (internal process)
dan pertumbuhan dan pembelajaran (learning and growth).
Karena kelemahan identik dengan
masalah, maka identifikasi kelemahan tidak bisa dilakukan hanya dengan
melihat gap seperti pada identifikasi kekuatan. Sebab kita tidak tahu apakah
masalah yang kita identifikasi adalah masalah yang sebenarnya atau hanya
masalah yang nampak di permukaan saja. Agar kita mendapatkan akar permasalahan
dari permasalahan tersebut, maka digunakan tools fishbone diagram atau diagram
tulang ikan untuk mencari akar permasalah dari masalah yang mucul.
Step 2:
Menentukan Peluang (Opportunities) dan Ancaman / Tantangan (Threats)
Setelah kekuatan dan kelemahan berhasil dipetakan, selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap peluang (opportunities) dan ancaman / tantangan (threats) yang ada pada lingkungan eksternal perusahaan. Gambar berikut menunjukkan kerangka dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman perusahaan.
Lingkungan eksternal organisasi dapat
dilihat dari 7 aspek, yaitu Politic, Economy, Social, Technology,
Environment, Legal, dan Competition. Ada beberapa tools dan metode yang
dapat digunakan, diantaranya adalah PESTEL Analysis, Five forces porter model
dan Supply-Demand Analysis. Lantas bagaimana kita mengetahui mana peluang dan
mana ancaman ?
Untuk menentukan peluang dan
ancaman dapat digunakan metode analisis dampak (impact analysis), dimana
ditentukan apa dampak ketujuh aspek diatas terhadap organisasi. Jika dampak
tersebut menguntungkan organisasi, maka kita tandai hal tersebut sebagai
peluang. Namin jika dampak tersebut justru merugikan organisasi, maka kita
dapat mengidentifikasi sebagai ancaman. Contohnya pemberitaan media tentang
kandungan zat kimia berbahaya pada mie instant. Tentunya hal ini akan sangat
merugikan perusahaan jika kita adalah perusahaan yang juga memproduksi produk
seperti mie instan. Oleh karena itu dengan adanya pemberitaan ini maka akan
memberikan dampak terhadap penjualan produk mie instan yang dilakukan
perusahaan, sehingga dapat kita identifikasi hal tersebut sebagai ancaman
perusahaan.
Step 3:
Matriks SWOT
Output dari analisis SWOT adalah
strategi SWOT, dimana kita akan mendapatkan strategi menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang bisnis yang dimiliki (strategi SO), menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman bisnis (Strategi ST), mengatasi kelemahan untuk
memanfaatkan peluang bisnis yang dimiliki (strategi WO) dan mengatasi kelemahan
untuk mengatasi ancaman bisnis (Strategi WT).
Setelah membaca teori Kaplan and
Northon di bukunya Execution Premium, ternyata ada cara yang lebih efektif
(khususnya kalau ingin menurunkan strategi hingga ke level operasional) dalam
melakukan analisis SWOT, seperti ditunjukkan gambar berikut ini.
Gambar 4: Matrix SWOT menggunakan kerangka BSC
Jika pada teori analisis SWOT
output yang dihasilkan adalah strategi SO, ST, WO dan WT, maka pada analisis
SWOT menggunakan BSC ini output yang dihasilkan adalah isu-isu strategis yang
terkait dengan lingkungan bisnis internal dan eksternal perusahaan dari
perspektif keuangan, pelanggan, proses internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Dengan menggunakan isu-isu strategis ini selanjutnya kita dapat
menentukan sasaran strategis, Do-Well (Critical Success Factor – CSF) dan
ukuran pendahuluan, sebelum akhirnya kita memetakan menjadi ukuran dan
inisiatif strategi untuk masing-masing perspektif BSC. Nah, selesai sudah
analisis SWOT kita dalam menentukan strategi perusahaan kedepan.
Jadi, walaupun penerapan
analisis SWOT tidak mudah, bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Dengan
proses pembelajaran yang dilakukan terus menerus disertai dengan praktek di
lapangan dengan berbagai macam perusahaan pada berbagai macam industri, maka
penggunaan analisis ini dapat memberikan konstribusi optimal bagi penentuan
strategi perusahaan kedepan.
APA ITU MUTU ?
Pengertian
Mutu antara lain :
- Mutu adalah lingkar kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati (Winston Dictionary, 1956).
- Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Danabedian, 1980).
- Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhn kebutuhan para pengguna (Din ISO 8402, 1986).
- Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang dipertemukan kebutuhan dari pelanggan dan oleh karena itu memberikan kepuasan (J.M Juran: Juran's Quality Control Handbook, 1988).
- Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan, dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan profesional terkini (consist with current professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus memenuhi berbagai standar / spesifikasi.
Sedangkan,Perencanaan Mutu itu apa?
Perencanaan
mutu didefinisikan sebagai dokumen yang menetapkan proses, prosedur dan sumber
daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan untuk memenuhi
persyaratan proyek, produk, proses atau mutu.
Jika dihubungkan antara analisis SWOT dengan
Perencanaan Mutu,SWOT sangat berguna untuk Perencanaan Mutu.
Kegunaannya apa?
Berikut adalah kegunaan Pendekatan SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunity, Treath) bagi Perencanaan :
Perencanaan memang sangat penting untuk dilakukan. Untuk membuat suatu rencana yang baik maka kita perlu memperhatikan dan menganalisa beberapa factor baik ekstern maupun intern. Factor-faktoir tersebut harus menyangkut kelebihan (Strength) yang dimiliki, kelemahannya (Weaknesses), kemungkinan yang mungkin terjadi (Opportunity), dan hambatan yang mungkin dihadapi (Treath).
Setelah keempat factor tersebut diketahui, maka kita dapat menyusun rencana yang strategis yang kemudian diterjemahkan dalam rencana-rencana operasional dengan mencantumkan target-target yang harus dicapai dari rencana operasional tersebut. Di mana secara jelas dapat digambarkan dalam bagan berikut;
Gambar: Proses Perencanaan
Adapun kegunaan dalam suatu perencanaan adalah sebagai berikut;
a. Untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga hasil yang diperoleh bisa seefektif dan seefisien mungkin.
b. Untuk mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang sudah dilakukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga bisa dihindari lebih awal.
c. Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul sehingga sehingga lebih waspada dan dan dapat diselesaikan dengan cepat.
d. Menghindari pertumbuhan dan perkembangan yang tak terkendali.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking