BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seorang bidan yang membuka praktik
mandiri dapat disebut juga sebagai wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah
seorang yang memiliki keahlian menjual, mulai menawarkan ide hinggá komoditas
yakni layanan jasa. Sebagai pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa
kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan sebagai
pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial
dan pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan
visi yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan personal selling yang baik guna meraih
sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai
profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan secara profesional, serta
mempunyai jiwa entrepreneur.
B. Rumusan masalah
1. Apa
pengertian wirausaha?
2. Apa
tujuan membangun BPS?
3. Apa
langkh-langkah pengembangan usaha?
4. Apa
kewirausahaan dan networking?
5. Apa
sasaran ?
6. Apa
strategi?
7. Apa
itu tempat praktek?
8. Apa
itu waktu pelayanan?
9. Apa
itu perizinan
10. Apa itu bidan praktek swasta?
11. Apa itu persalinan?
12. Apa itu peralatan dan ruang praktek
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian wirausaha
2. Untuk
mengetahui tujuan membangun BPS
3. Untuk
mengetahui langkh-langkah pengembangan usaha
4. Untuk
mengetahui kewirausahaan dan networking
5. Untuk
mengetahui sasaran
6. Untuk
mengetahui strategi
7. Untuk
mengetahui i tempat praktek
8. Untuk
mengetahui waktu pelayanan
9. Untuk
mengetahui perizinan
10. Untuk mengetahui bidan praktek swasta
11. Untuk mengetahui persalinan
12. Untuk mengetahui peralatan dan ruang praktek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. wirausaha
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi (asal usul kata
). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, gagah
berani, berjiwa besar, dan berwatak agung. Usaha, artinya perbuatan
amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber daya yang di
butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan yang
tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini bukan faktor
keturunan atau bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
2. Wirausaha bidan
Bidan yang telah menyelesaikan pendidikannya minimal DIII (Diploma Tiga
Kebidanan dapat melakukan wirausaha
Kebidanan .
B. Tujuan
1. Umum
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan
mudah di jangkau kepada masyarakat terutama ibu dan anak.
2. Khusus
· Untuk membantu masyarakat
mendapatkan pelayana kesehatan yang optimal.
· Untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan.
· Untuk mengembangkan usaha
berupa penjualan jasa kepada masyarakat.
C. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengembangan usaha
1. Menjalin
komunikasi dengan orang lain
Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan
mata-mata dalam menjalankan usaha, tentunya mata-mata dalam arti positif yaitu
orang yang bertugas mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usahanya.
Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah mendapatkan
informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran.
2. Berani
berinvestasi
Sebagai
pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk berani
menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi ataupun
berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya
pertanggungjawaban untuk melunasinya.
3. Promosi
Dengan
adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan. Sehingga
konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para wirausahawan
dapat mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar, karena bazaar
adalah sarana promosi yang murah dan dapat dijadikan momen untuk mengambil
keuntungan. Setelah itu baru mempersiapkan brosur ataupun spanduk.
4. Dapat memilih tempat yang strategis.
Dan
dalam hal memproduksi barang dan penamaan tempat perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan
suatu barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar
peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini juga dapat memberikan
nilai tambah didalam penjualan produk atapun memberikan nilai diskon apabila
pembelian banyak.
5. Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis
Yakni
dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale.
6. Strategi
Untuk Mendapatkan Keuntungan Besar
Seringkali
para pemilik bisnis berpikir bahwa untuk meningkatkan profit/keuntungan maka
mereka harus menaikkan jumlah pelanggan mereka dan omset mereka / total
pendapatan kotor mereka. Anggapan ini adalah salah, karena profit, omset dan
pelanggan sebenarnya adalah hasil akhir yang tidak dapat diubah bila
wirausahawan tidak mengubah strategi tsb.
D. Kewirausahaan dan Networking
Penerapan
Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat berupa : Promosi
dan pemasaran pelayanan bidan secara
getok tular untuk menjaring klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada
seorang klien atau pasien yang merasa puas dengan pelayanan profesional bidan
tersebut, dia dapat menjadi sumber informasi untuk menyebarkan informasi
tersebut kepada klien lain maupun calon klien lain terutama yang mengalami
ketidakpuasan untuk pindah ke pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan pemasaran pelayanan bidan melalui
jejaring media sosial. Bidan yang up to date (mahir dan tidak ketinggalan
jaman) dengan teknologi kini dan tidak gatek dapat sharing informasi dan
pengalaman dan berkomunikasi dengan
klien atau calon klien
menggunakan media sosial misalnya FB, Twitter
dsb.
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek
profesional) dapat berupa : Promosi dan pemasaran pelayanan bidan
secara getok tular untuk menjaring klien
baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien yang merasa puas
dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat menjadi sumber informasi
untuk menyebarkan informasi tersebut kepada klien lain maupun calon klien lain
terutama yang mengalami ketidakpuasan untuk pindah ke pelayanan profesional
oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan
pemasaran pelayanan bidan melalui jejaring
media sosial. Bidan yang up to
date (mahir dan tidak ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak
gatek dapat sharing informasi dan pengalaman dan berkomunikasi dengan klien atau calon klien menggunakan media
sosial misalnya FB, Twitter dsb.
E. Sasaran
Sasaran Praktek Bidan Swasta adalah masyarakat
dari semua golongan.
Jasa praktik bidan swasta, membidik para ibu rumah tangga sebagai target pasar.
Pengguna layanan jasa praktek bidan swasta ini adalah ibu
hamil, anak balita, wanita usia subur, pasangan usia subur dan wanita-wanita
yang mengalami masa menopause. Layanan yang paling sering dibutuhkan adalah
partus atau persalinan. Bayi dan balita yang membutuhkan imunisasi juga bisa
menjadi konsumen jasa bidan swasta. Ibu hamil biasa memeriksakan kesehatan kandungannya,
ibu melahirkan bayinya dengan bantuan bidan, hingga para ibu yang ingin
mengimunisasikan bayi mereka ataupun para ibu yang ingin mengikuti program.
F. Strategi
Produk yang dipasarkan
adalah berupa jasa pelayanan dibidang kebidanan yang meliputi pelayanan
pemeriksaan hamil, bersalin, nifas (setelah melahirkan), bayi, balita dan
keluarga berencana (KB). Strategi pemasaran yang dilakukan dapat melalui mulut
ke mulut.Sementara untuk memperkenalkan program unggulan senam hamil ditempuh
melalui promosi kesehatan dengan memperkenalkan senam hamil pada ibu yang
melalukan pemeriksaan antenatal tentang manfaat dan keuntungan melakukan senam
hamil.
Strategi yang
ditempuh untuk dapat menarik perhatian klien adalah dengan menjadi bidan yang
professional, efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan, ramah, cepat
tanggap terhadap keadaan klien, tidak membeda – bedakan pasien, meningkatkan
keterampilan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi
serta menjalin kerja sama dengan rumah sakit atau klinik untuk mempercepat
penanganan bila terjadi kegawatdaruratan. Biaya pelayanan yang terjangkau juga
merupakan salah satu strategi pemasaran.
Dengan
fasilitas pelayanan yang memadai dan keramahtamahan petugas dalam memberikan
pelayanan kepada pasien, maka akan membuat pasien merasa nyaman dan puas dengan
pelayanan yang diberikan. Disini juga disediakan kotak saran tertulis jika
pasien ingin menyampaikan keluhan terkait pelayanan.
G. Tempat praktek
Bidan praktek swasta
ini akan didirikan di jl.Abd gani. Padatnya penduduk serta minimnya fasilitas
kesehatan yang ada. Selain itu, letak yang strategis yaitu dekat dengan jalan
utama yang menghubungkan daerah kuningan dengan cirebon, sehingga lalu lintas
ini cukup ramai dilalui oleh masyarakat termasuk juga transportasi umum.
Tempat untuk praktik bidan terpisah dari ruangan keluarga
terdiri dari:
· Ruang Tunggu
· Ruang
pemeriksaan
· Ruang persalinan
· Ruang rawat inap WC/
Kamar mandi
· Ruang pencegahan
dan pengendalian infeksi, dan
· Ruang senam
H. Waktu pelayanan
untuk
jam praktek dimulai dari 07.00-11.00 WIB dan pada pukul 15.00 – 21.00 WIB
setiap harinya. Sedangkan untuk pelayanan pasien partus 24 jam. Salah satu
penyebabnya adalah proses persalinan yang sering tidak bisa diperkirakan.
I. Perizinan
Usaha
kami memiliki perizinan sebagai berikut :
a. SIB/543_AKDIT/DINKES (lampiran)
b. SIPB : 123/ 099/ SIPB/ 02/ Dinkes (lampiran)
c. SITU ( Surat Izin Tempat Usaha) yang
dikeluarkan oleh Pemkot Cirebon dengan No : 503/1546/850.A/BPPTSP-C/1V/2011. (lampiran)
d. Memiliki Akta Notaris
e. Memiki NPWP
J. Bida
praktek swasta
Jasa praktek bidan swasta biasanya
merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang yang memiliki keahlian atau
berprofesi sebagai seorang bidan. Kadangkala usaha praktek bidan yang mereka
jalankan bisa menghasilkan pendapatan yang lebih dibandingkan dengan gaji bulanan
mereka.
Beberapa jasa usaha ini adalah
persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu dan anak (KIA) yang meliputi
pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan balita tahap awal. Besarnya tarif
biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah mereka tinggal dan kesenioritasan
yang mencangkup keahlian bidan tersebut.
Untuk bidan praktek swasta di daerah
pedesaan tarif yang ditetapkan untuk persalinan sebesar 450.000 sampai 500.000
rupiah. Untuk imuninasi (dalam bentuk paket) ditetapkan tarif seharga 10.000
rupiah. Pemeriksaan kehamilan berkisar antara 17.000 (sudah termasuk pemberian
vitamin plus kalsium) dan 25.000 rupiah jika terdapat keluhan seperti batuk dan
pilek.
Harga pemeriksaan balita tahap awal
sebesar 15.000-20.000 rupiah mencangkup tumbuh kembang balita, gerak motorik
dan sensorik apakah sesuai dengan umur balita atau tidak, BB/TB dan pengobatan
sementara jika ada keluhan. Namun jika dalam 3 hari tidak ada perubahan akan
dilakukan rujukan ke dokter umum ataupun spesialis. Pelayanannya-pun semakin
hari semakin inovatif. Ada bidan yang memberikan tambahan pelayanan dengan
menjemput pasien yang akan melahirkan. Tidak hanya sebatas itu, si pasienpun
diantar pulang setelah proses persalinan.
K. Persalinan
Pengguna layanan jasa praktek bidan
swasta ini adalah ibu hamil, anak balita, wanita usia subur, pasangan usia
subur dan wanita-wanita yang mengalami masa menopause. Layanan yang paling
sering dibutuhkan adalah partus atau persalinan.
Untuk pasien persalinan,
pertama-tama biasanya dilakukan anamnesa atau pertanyaan seputar nama dan umur
pasien, kapan mulai dirasakan kencang-kencang, kapan mens terakhir dan
pemeriksaan BB/TB. Setelah itu dilakukan pemeriksaan umum seperti pemeriksaan
tensi, suhu, nadi dan dilihat keadaan umum ibu tersebut apakah dalam kondisi
baik atau tidak. Kemudian dilakukan analisa lengkap dan pemeriksaan obstetri
terhadap kandungan tersebut lalu berlanjut ke pemeriksaan dalam. Dan jika
memang dirasa kehlahiran akan terjadi dilakukan pemeriksaan sekitar 4 jam
sekali jika pembukaan sudah diatas 4.
Pemeriksaan sebelumnya juga harus
dilakukan untuk pendeteksian faktor resiko apakah termasuk kehamilan normal
atau yang berisiko sehingga dapat dilakukan penanganan untuk mengantisipasi.
L. Peralatan
dan ruang praktek
Usaha ini sebenarnya memerlukan
peralatan pendukung yang cukup banyak. Peralatan yang digunakan dalam praktek
bidan swasta meliputi alat tensi, timbangan injak, timbangan bayi, metlin,
dopler, lineks, stetoskop, HB set, partus set, perlak, scoop, sarung tangan dan
sepatu boot. Selain itu, peralatan yang tak kalah pentingnya yang harus
dimiliki adalah meja ginekologi, lampu sorot, sterilisator, kateter, tutup
rambut, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali pusar, haeting set, box
bayi, inkubator, kamar VK atau kamar persalinan dan kamar biasa serta harus
dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
Untuk ruangan praktek, disarankan
minimal mempunyai 4 ruang (kamar). Satu ruang difungsikan sebagai kamar VK
(kamar bersalin), satu ruang lagi untuk perawatan dan 2 buah ruang untuk
dijadikan kamar ibu hamil setelah bersalin. Hal penting yang harus diperhatikan
adalah kelengkapan peralatan yang menunjang untuk persalinan dan pemeriksaan
ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut dan kebersihan akan 3B yakni
bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.
M. kendala
Kendala yang dirasakan dalam usaha
praktek bidan swasta ini biasanya hanya seputar masalah teknis persalinan.
Salah satu contohnya adalah anjuran untuk belum saatnya mengejan tapi ternyata
pasien tidak mengindahkannya dan tetap mengejan. Tentu hal ini sangat
merepotkan apabila bidan tidak terbiasa menangani hal seperti itu. Selain
kendala diatas, untuk jasa praktek bidan swasta yang berada di wilayah
pedesaan, kendala yang sering dirasakan adalah apabila ibu hamil tinggal di
daerah pegunungan dan jalan menuju daerah tersebut sulit dijangkau. dan hal ini
memang sering terjadi, mengingat rata-rata kondisi jalan daerah pedesaan tidak
sebagus dan semudah di kota.
Untuk jam praktek, mereka bisa
dibilang 24 jam penuh nonstop. Salah satu penyebabnya adalah proses persalinan
yang sering tidak bisa diperkirakan. Ini merupakan resiko jika mereka
benar-benar terjun di usaha ini.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kewirausahaan perlu adanya
pengembangan usaha,yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk
mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang
akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha
yang soft skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil resiko,
terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi
pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen,
sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan
berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.
Suatu
usaha dimulai karena adanya
suatu peluang bisnis dan ketertarikan pada keuntungan yang diharapkan dari
usaha tersebut. 2 fase pendekatan untuk mengidentifikasi peluang bisnis, yaitu
: Fase untuk menemukan gagasan
Fase untuk mengidentifikasikan peluang bisnis dalam kaitannya dengan gagasan.
Fase untuk mengidentifikasikan peluang bisnis dalam kaitannya dengan gagasan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking